Berbicara soal destinasi wisata, bakalan ga ada habisnya. Apalagi alam ini tak terhingga luasnya untuk dijelajahi. Melirik sebuah kota di sudut timur tenggara dari Kota Malang ini tersembunyi sebuah destinasi yang beberapa bulan belakangan ini mulai naik daun dan tidak lepas dari daftar destinasi berburu foto para penjelajah alam.

Ya! Kota Lumajang, tidak hanya terkenal dengan destinasi air terjunnya. Juga terdapat sebuah destinasi yang unik berlatar belakang gunung yang go internasional ini, apalagi jika bukan Gunung Semeru. Sebenarnya ini bukan tempat wisata, namun dramatic landscape-nya yang jadi idaman mata lensa para penjelajah alam.

Momen terbaik dari tempat ini adalah ketika pagi, namun ada tantangan tersendiri yang harus kita hadapi. Cuaca, benar sekali cuaca memang sulit ditebak disini. Bisa jadi pagi hanya dihadapkan dengan kabut tebal tanpa wujudnya sang Mahameru, tapi jika teman-teman beruntung bakalan dapat view seperti pada postingan saya diatas dan inipun saya harus menunggu sekitar satu jam lebih. Ini adalah hari keberuntungan saya, by the way saya sudah berkali-kali kesini sebanyak 5 kali namun tidak mendapatkan pagi yang sempurna. Jadi harap bersabar ya, jika sudah jauh-jauh kesini namun hasil tidak sesuai ekspektasi.

Untuk rutenya sendiri, jika teman-teman start dari Kota Malang, search by GPS desa Oro-Oro Ombo Lumajang, terletak sekitar setelah kecamatan Tempursari, Lumajang. Cari gapura putih dengan jalan setapak selebar 5 meter-an. Kemudian masuk beberapa meter, langsung bisa dilihat persawahan warga dengan background Gunung Semeru.


 
Goa Tetes Pronojiwo Lumajang sebenarnya juga merupakan wisata air terjun. Tapi karena di sela-sela air mengalir terdaoat cekungan tanah besar membentuk goa dan mencolok, akhirnya lokasi ini lebih terkenal dengan wisata goanya. Sederhana saja, sejarah Goa Tetes Lumajang ini terbentuk karena air yang mengalir dari atas tebing meresap kemudian menetes di sepanjang atap goa. Tetes-tetes air itu yang menyebabkan munculnya stalaktit dan stalakmit di Goa Tetes ini. Peristiwa alami tersebut pula yang menjadi asal-usul Goa Tetes diberi nama Goa Tetes, yaitu tetes air yang mengalir dari air terjun.
Goa kecil ini berwarna kuning keemasan. Warna emas ini disebabkan air terjun yang tak pernah kering dan bercampur dengan belerang. Dinding tebing yang tidak terdapat belerang hanya akan memunculkan lumut di permukaannya. Sehingga jika dilihat dari kejauhan warna emas dan hijau akan menyatu indah di sela-sela air yang turun dari atas.

Untuk tracking menuju Goa Tetes terbilang cukup membutuhkan tenaga ekstra namun masih tergolong medium, beberapa akses jalan sudah bagus dan disertai pegangan. Anda akan berjalan dengan ditemani view alam sekitar yang sangat segar, tumbuh-tumbuhan berjajar di kanan dan kiri. Kemudian Anda juga akan disuguhkan landscape khas kabupaten ini, tebing-tebing tinggi dengan dialiri sungai dibawahnya yang menambah kesan dramatis destinasi yang terbilang sudah sangat lama berdiri.

Goa Tetes merupakan tempat wisata yang dikenal pertama kali sebelum Coban Sewu (Ampelgading - Malang) dan Panorama Air Terjun Tumpak Sewu (Pronojiwo - Lumajang) diperkenalkan. Kini, kedua tempat tersebut bisa menjadi satu tujuan yang bisa dicapai dengan perjalanan jalan kaki baik dari jalur Coban Sewu / Air Terjun Tumpak Sewu maupun melalui pintu resmi Goa Tetes.

Jika Anda berminat untuk berkunjung kesini, Goa Tetes terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Kalau Anda memulai perjalanan dari Malang kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Setelah jembatan pembatas antara Ampelgading, Kabupaten Malang - Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Anda akan berjumpa dengan destinasi Panorama Air Terjun Tumpak Sewu tetap arahkan kendaraan lurus sekitar 150 meter setelahnya Anda bisa melihat gapura putih sebelah kanan tepat di tikungan dengan bertuliskan Goa Tetes. Untuk mobil, minibus, atau bus bisa parkir di tepi jalan raya dan dilanjutkan berjalan kaki menuju loket masuk. Jika Anda menggunakan motor, anda bisa langsung masuk dan parkir dekat dengan pintu masuk loket.
Menelusuri wilayah Jawa Timur beserta destinasi wisatanya khususnya Air Terjun atau biasanya masyarakat Jawa Timur menyebutnya Coban, pastinya sangat banyak dan bahkan tidak terhitung jumlahnya. Kali ini saya akan menuliskan beberapa ulasan tentang sebuah kota yang terletak di Timur Tenggara Kota Malang, yaitu Kota Lumajang. Tidak bisa dipungkiri Kota ini akhir-akhir ini sudah go international dikenal mancanegara karena menyimpan air terjun yang terbilang berukuran spektakuler dan dengan ketinggian yang menakjubkan serta menyajikan panorama yang begitu fantastis. Sebut saja Coban Sewu dan Panorama Air Terjun Tumpak Sewu, kemudian dilanjutkan Air Terjun Kapas Biru, dan ada juga destinasi yang tidak begitu direkomendasikan karena alasan keamanan dan memiliki tingkat tracking yang hard mode banget yaitu Coban Sriti atau juga dikenal Coban Wolu (guide dibutuhkan ketika kesini). Oke balik lagi menuju pembahasan utama!

Menjajal tracking yang lumayan menguras tenaga, jalur menuju Air Terjun Kabut Pelangi terhitung mudah ketika anda berangkat dari tempat parkir utama menuju lokasi air terjun. Sepanjang perjalanan kalian didampingi kanan kiri oleh jajaran perkebunan salak warga, karena notabene di daerah ini masyarakat membudidayakan salak pondoh yang terkenal dengan rasanya yang gurih dan manis. Kemudian selain itu kalian akan berjalan di sepanjang aliran sungai di sisi kiri, dan kalian akan merasakan naik turunnya jalur khas tebing-tebing Lumajang. Mendekati lokasi, warga sudah memperbaiki beberapa jalur seperti penambahan jembatan yang lumayan kokoh sehingga tidak perlu susah payah menyeberangi sungai namun untuk di penyeberangan awal anda perlu menyeberangi aliran sungai yang tidak dalam.

Takjub! Mungkin itu yang akan tersirat di benak ketika anda menengok ke kiri dan melihat betapa megahnya air yang jatuh. Dengan debit super besar, ukuran yang lebar dan ketinggian sekitar 100 meter, membuat anda terasa terhipnotis oleh tempat ini. Ini waktunya anda mengambil kamera dan eksplorasi sudut-sudut Air Terjun Kabut Pelangi, banyak sekali momen yang perlu anda abadikan di tempat ini.

Salah satu tantangan ketika anda berburu foto disini adalah siapkan tissue karena anda akan disibukkan dengan mengelap lensa kamera anda setiap waktu. Gunakan jaket dengan bahan luar waterproof, jika perlu mungkin anda akan membutuhkan drybag untuk menyimpan benda-benda elektronik atau yang sensitif terhadap air. 

Destinasi ini terbilang cukup mudah untuk mencari rutenya, jika anda mengambil rute dari Kota Malang anda cukup mengarahkan GPS menuju Air Terjun Kabut Pelangi yang sudah tersedia di Maps. Dengan urutan Kecamatan Turen - Dampit - Ampelgading kemudian Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Air Terjun Kabut Pelangi terletak setelah Coban Sewu (Ampelgading) - Panorama Air Terjun Tumpak Sewu (Pronojiwo - Lumajang) - Goa Tetes (Pronojiwo - Lumajang). Setelah itu anda akan bertemu Pos Polisi Polsek Pronojiwo dengan banner besar di sebelah kiri jalan raya bertuliskan Air Terjun Kabut Pelangi. Masuk sekitar 500 meter melewati perkampungan warga hingga bertemu papan informasi bertuliskan Air Terjun Kabut Pelangi. Estimasi waktu perjalanan dari Kota Malang sekitar 2 jam tergantung arus lalu lintas,

Selamat memulai petualanganmu! Mari buktikan seberapa indah Air Terjun ini menurut pendapatmu! Have a great day.
Sudah pernah mendengar nama ini? Jika belum, mari kita bahas bersama. Melanjutkan ulasan saya di tulisan saya sebelumnya. Bagi yang belum baca, wajib baca nih! Membahas saudaranya air terjun Tumpak Sewu atau beda kepengurusan saja sih sebenernya. Yang bernama Coban Sewu.

Air terjun Tumpak Sewu masuk jadi satu di dalam kawasan wisata air terjun sewu. Lokasi ini masuk ke dalam kecamatan Pronojiwo, Kota Lumajang. Gang masuk terletak setelah gapura perbatasan Malang – Lumajang atau setelah jembatan Ampelgading – Pronojiwo. Tempat parkir disini bisa diakses motor, mobil, atau minibus, lahannya cukup luas. Dari tempat parkir ke air terjun tidak sulit dan sudah di semen, jadi musim hujan tetap memberikan keamanan. Namun saran saya, sangat hindari ketika hujan atau setelah hujan, karena kabutnya akan menutup keseluruhan pemandangan air terjun yang membuat kecewa. Membutuhkan waktu lama menunggu kabut menghilang.

Menikmati keindahan air terjun Tumpak Sewu dari atas bersama teman atau keluarga, ada baiknya dilakukan waktu pagi karena kabutnya menambah kesan eksotis. Darisini berbeda dengan Coban Sewu, lebih terlihat semua aliran-aliran air yang jatuh. Memang sangat luarbiasa keindahan panorama Tumpak Sewu, membuat wisatawan lokal maupun asing berkunjung kesini.

Sebelumnya saya membahas di konten Coban Sewu, teman-teman bisa turun kebawah melalui lokasi ini.. Perlu diketahui, anak kecil lebih baik tidak diperkenankan untuk turun kebawah, selain aksesnya terbilang cukup ekstrim dan kita akan menuruni terjalnya tebing setinggi berkisar 100 meter. Jadi ada baiknya teman-teman tidak turun ketika musim hujan, selain kabut menutupi juga ada satu penyeberangan sungai yang harus dilewati. Namun itu dulu, jadi dahulu jika hujan memang dilarang kebawah. Sekarang teman-teman lebih dimudahkan karena sudah dibangun jembatan penghubung, jadi musim hujan ataupun musim kemarau tidak perlu repot-repot menyeberangi sungai.

Sudah sampai dibawah? Teman-teman akan dibuat terhipnotis betapa tinggi dan dahsyatnya air-air yang jatuh begitu banyaknya. It’s time to open your lens, cari sebanyak mungkin angle foto dari bawah karena saya yakin anda sangat puas dengan lelahnya turun kesini. Sepertinya serasa tidak cukup ya satu hari menikmati Coban Sewu, Panorama Tumpak Sewu, belum lagi harus turun karena sayang sekali jika melewatkan view dari bawah.

Yuk balik lagi ke tempat parkir! Siapkan tenaga ekstra! Main ke alam identik dengan ini sepertinya, hehe. Lumajang masih menyediakan air terjun lainnya yang wajib teman-teman ketahui yang bisa teman-teman baca di post saya yang lainnya. Bagi yang belum baca mengenai Coban Sewu jangan lupa baca disini.



Salam Outdoor Lifestyle! Let’s make a bigger connection!

Salam Blogger Indonesia!
Bingung kenapa namanya ada dua? Tapi sama-sama bernama Sewu? Yuk kita ulas bersama-sama. Untuk memudahkan, sebelumnya mari kita namai bersama-sama, sebut saja kawasan wisata air terjun Sewu. Destinasi wisata ini memang terbagi menjadi dua nama, dikarenakan memang lokasinya berada ditengah perbatasan antara Kota Malang dan Kota Lumajang. Untuk yang melalui pintu masuk Kota Malang dinamakan Coban Sewu. Sebaliknya yang berada di Kota Lumajang dinamakan Air Terjun Tumpak Sewu atau nama lainnya Panorama Tumpak Sewu. Pertama mari kita ulas Coban Sewu.


Coban Sewu masuk dalam kecamatan Ampelgading, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kawasan wisata air terjun sewu ini memang sangat lebar dan luas sekali. Terbentuk dari cekungan yang sangat curam dengan tinggi 100 meter lebih. Dihiasi puluhan aliran air yang jatuh yang terbentuk dari sumber-sumber air serta aliran sungai, sehingga menambah kesan eksotis kawasan wisata air terjun sewu.

Untuk menuju Coban Sewu, aksesnya sangat mudah bisa dicari menggunakan GPS. Namun jangan sampai teman-teman keliru untuk menuju Coban Sewu, jika Anda berangkat melalui Kota Malang terletak sebelum jembatan perbatasan Ampelgading – Pronojiwo atau gapura perbatasan Malang – Lumajang.

Coban Sewu memiliki tracking yang tidak terlalu sulit dan cukup dekat dari lokasi tempat parkir. Musim kemarau akan lebih memudahkan teman-teman untuk menuju lokasi Coban Sewu, namun jika memang terpaksa atau bertepatan dengan musim hujan diwaktu hujan selepas turun saya sarankan untuk melalui jalur sebelah lapangan luas, yang biasanya dipakai untuk parkir mobil atau minibus (nb: mungkin akan diingatkan oleh penjaga parkir ketika hujan turun atau baru reda). Dikarenakan jika teman-teman masuk melalui jalur depan tempat parkir, ada jalur yang tertutup oleh derasnya aliran sungai kecil yang mengalir jatuh ke jurang Coban Sewu.

Kebanyakan teman-teman berburu spot kayu, yang berlatarbelakang keindahan kawasan air terjun sewu dan beberapa angle lainnya. Bagi teman-teman yang suka berburu nuansa kabut ada baiknya tiba sepagi mungkin dan hindari musim hujan. Kabut biasanya akan bersih sekitar jam 8 – 9 pagi. Hindari diatas jam 12 siang, karena cahaya matahari membuat hasil foto teman-teman kebocoran cahaya disebelah kanan dari pusat air terjun.

Kayaknya teman-teman melihat kebawah air terjun. Bisa turun gak ya? Apakah teman-teman berfikir untuk turun kebawah lokasi air terjun? Ya! Jika teman-teman berfikir untuk kebawah memang dari sini bisa namun terbilang lebih ekstrim daripada jalur turun yang tersedia di kawasan Panorama Air Terjun Tumpak Sewu Pronojiwo - Lumajang.

Membahas Coban Sewu, apakah teman-teman belum puas melihat keindahan kawasan ini? Memang yang terlihat masih separuh saja. Mari berpindah ke lokasi seberang, yaitu lokasi Air Terjun Tumpak Sewu atau nama lainnya Panorama Tumpak Sewu. Disuguhkan begitu indah, banyak wisatawan asing yang sudah menginjakkan kaki di Panorama Tumpak Sewu. Melihat secara penuh keseluruhan Panorama Air Terjun Tumpak Sewu. Penasaran bagaimana keindahan panorama keseluruhan Air Terjun Tumpak Sewu? Ayo baca disini.

Salam Outdoor Lifestyle! Let’s make a bigger connection!

 Salam Blogger Indonesia!
Siapa yang tidak menyukai air terjun? Berbicara mengenai air terjun, air terjun apa yang paling keren menurut teman-teman? Pasti punya jawaban tersendiri kan? Dan terdapat banyak sekali air terjun di Indonesia yang luarbiasa keren dari seluruh penjuru wilayah di negara ini. Semua memiliki ciri khas dan bentuk berbeda-beda.


Kali ini saya akan berbagi keindahan alam yang luarbiasa dari kota yang menyimpan banyak air terjun yang menurut saya memiliki kualitas pemandangan yang eksotis. Yap! Benar sekali! Kota Lumajang, adakah yang sudah tidak asing mendengar nama Lumajang? Di kota ini tersimpan segudang air terjun yang sayang sekali untuk tidak dimasukkan ke dalam daftar liburan teman-teman. Mulai dari air terjun dengan debit air sedang hingga luarbiasa derasnya. Dengan jalur tracking yang medium, hingga ekstrim pun tersedia di kota ini.

Wisata alam air terjun Kapas Biru, itulah namanya. Terletak di kecamatan Pronojiwo, Kota Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Jika anda berpergian menuju Kota Malang, tidak ada salahnya menyempatkan menuju kesini, dari Kota Malang menuju Lumajang ditempuh sekitar 2 jam. Dari Malang menuju Lumajang menurut saya sangat mudah, bermodal GPS dan jika teman-teman sudah masuk kecamatan Dampit ikuti jalur utama hingga lokasi. Lokasi destinasi ini terletak setelah destinasi wisata Coban Sewu/Air Terjun Tumpak Sewu, kemudian Goa Tetes, dilanjutkan Air Terjun Kabut Pelangi setelah itu anda bisa melihat banner Air Terjun Kapas Biru di sebelah kanan tikungan jalan raya. Anda juga bisa mengakses lokasi ini melalui jalur Air Terjun Kabut Pelangi.

Air terjun Kapas Biru tidak akan menguras dompet teman-teman karena tiket masuk hanya mencakup biaya parkir sebesar 5.000 Rupiah, ditambah biaya sebesar 7.000 Rupiah untuk dana sumbangan perbaikan jalan. Akses menuju tempat parkir bisa menggunakan motor, mobil, maupun minibus. Kapas biru bisa untuk wisata keluarga dengan syarat harus melalui pendampingan orang tua untuk yang memiliki anak kecil. Juga sangat menarik sekali bagi pemuda yang memiliki jiwa petualangan bernuansa alam.

Jalur tracking menurun terhitung di level medium, karena sudah tersedia anak tangga terbuat dari tanah maupun semen. Dengan adanya beberapa pegangan yang mungkin membuat pengunjung lebih aman. Namun disini masih terhitung masih asri jadi tidak keseluruhan jalur diberi semen dan pegangan, menurut saya lebih baik seperti ini untuk menjaga kualitas alam, hehehe. Bagi yang suka dengan nuansa ekstrim bukan suatu masalah ya.

Ketika sampai lokasi, maka teman-teman akan terkejut melihat kontur tebing yang sangat unik, tinggi, terjal dan memiliki warna khas kuning kecoklat-coklatan. Air terjun ini termasuk yang memiliki debit air lumayan konsisten karena meskipun sedang musim kemarau, airnya dijamin masih mengalir deras. Lokasi ini cukup cahaya untuk berburu ratusan angle foto yang menarik. Airnya dijamin segar dan jernih, hembusan air bersama angin membuat tenang untuk berlama-lama di lokasi ini.

Setelah teman-teman puas berada disini, jangan lupa pulang dan persiapkan tenaga. Kenapa? Karena untuk kembali keatas dibutuhkan tenaga ekstra. Haha, main alam jangan takut lelah. Jalur tracking cukup bikin jantung berpacu. Tapi semua terbayarkan dengan pemandangan spektakuler air terjun Kapas Biru, kalian pasti kangen untuk kembali kesini dilain waktu! Dengan sahabat, keluarga, dan relasi baru yang lebih luas.

Oh iya! Air terjun Kapas Biru bersebelahan dengan beberapa air terjun keren lainnya loh!! Apa sajakah itu? Saya akan mengupasnya di post berikutnya. Stay tune in my blog!
Salam Outdoor Lifestyle! Let’s make a bigger connection!

Salam Blogger Indonesia
Berbicara tentang Air Terjun di Kota Malang, tidak cukup waktu sehari untuk menyelesaikannya. Banyak sekali destinasi Air Terjun di Kota Malang, mengingat Kota ini dikelilingi banyak Gunung yang menyebabkan banyaknya kontur dataran tinggi dengan aliran sungai yang mengalir menuruni tebing-tebing sehingga menciptakan aliran air terjun yang indah. Mulai dari air terjun dengan debit kecil dan tidak terlalu tinggi, hingga air terjun dengan debit ekstra besar serta dengan ketinggian mengagumkan.

Kali ini kita mencoba menjelajahi Coban Srengenge atau dalam bahasa Indonesianya air terjun sinar matahari. Destinasi ini masuk di wilayah Desa Tirtomarto, Dusun Sumberwangi, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Coban Srengenge naik daun mulai kisaran awal tahun 2017, yang kemudian merambah ke jejaring media sosial khususnya instagram. Coban Srengenge menyajikan 3 keindahan alam dalam 1 wisata, pasalnya air terjun disini terbentuk secara alami dan terbagi menjadi 3 bagian yang berbentuk seperti tangga besar sehingga menciptakan 3 aliran air terjun dengan ketinggian sekitar 6 meter pada aliran pertama, 20 meter pada aliran kedua, kurang lebih 80 meter pada aliran ketiga.

Debit air di coban srengenge ketika memasuki musim kemarau sedikit kecil, namun anda bisa merasakan jernihnya air disini dengan warna kebiru-biruannya serta bisa bermain air tanpa takut terbawa arus. Namun ketika musim penghujan, debit air menjadi lebih deras. Apalagi ketika hujan datang, air seketika menjadi keruh dan sangat berbahaya sehingga sangat dilarang mendekati bibir sungai.


Untuk tracking menuju air terjun terbilang sangat mudah dan tidak terlalu ekstrim. Mengingat sudah didukung akses jalan berupa semen dan dilengkapi tangga dengan pegangannya. Jadi ketika musim hujan tidak akan licin dan aman untuk dipijak. Untuk menuju aliran kedua, jalan sedikit curam dan menapaki tangga dengan kemiringan sekitar 70 derajat. yang kemudian dilanjutkan tracking dengan sudut kemiringan sekitar 50 derajat. Aliran pertama dan kedua tersedia tempat duduk, beberapa gazebo dan tempat mencuci kaki.

Jika anda penakluk liarnya kegiatan luar ruangan, anda bisa mencoba menjelajahi ekstrimnya aliran ketiga. Menuju aliran ketiga anda akan dilewatkan melalui jalur berbeda dari sebelumnya, petugas wisata disini biasanya akan menunjukkan jalur untuk menuju aliran ketiga. Perlu diketahui, hindari musim hujan atau ketika hujan turun lebih baik jangan pergi ke aliran ketiga. Seru dan menantang, menuruni tebing dan melalui kebun warga membutuhkan tenaga ekstra dan belum disertai jalur aman dan petunjuk. Ketika anda sudah sampai dibawah, bonusnya adalah anda harus menyeberangi sungai dengan kedalaman sekitar sedada orang dewasa. Aliran sungai sedikit tenang jika sedang tidak hujan dan setelah menyeberang anda bisa melihat betapa gagahnya aliran Coban Srengenge ketiga. Menjulang tinggi di sebelah kanan, sealiran dengan yang kesatu dan kedua.

Perhitungkan keamanan dan tingkat kemampuan fisik anda, apapun destinasinya anda sendiri yang menjadi tolak ukur kedua faktor tersebut. Aliran kesatu dan kedua sudah cukup bagus, jika anda tidak ingin bersusah payah dan membuang tenaga banyak, apalagi jika anda berwisata bersama keluarga.

Rute menuju Coban Srengenge sangatlah mudah, jika anda start mulai dari Kota Malang gunakan Maps dan search Kantor Kecamatan Ampelgading. GPS akan mengarahkan anda tepat secara langsung. Hanya ikuti jalan besar utama, hingga anda bertemu Alfamart Ampelgading (sudah tersedia di Maps). Maju sekitar 15 meter tepat di depan kantor kecamatan Ampelgading terdapat gapura bertuliskan Coban Srengenge. Untuk menuju Coban Srengenge ini sedikit sulit jika menggunakan Maps, karena banyak percabangan jalan. Intinya, jangan pernah lelah untuk bertanya warga sekitar.

Selamat menjelajah! Semoga hari anda menyenangkan!

Instagram